BAB 9 : PERATURAN INTERNAL

Module 9.1. Pengaturan Suhu

Homeostasis dan Allostasis

Fisiolog Walter B. Cannon (1929) memperkenalkan istilah ini homeostasis untuk merujuk pada suhu regulasi dan proses biologis lainnya yang menjaga tubuh variabel dalam rentang tetap. Prosesnya menyerupai termostat di rumah dengan sistem pemanas dan pendingin. Seseorang mengatur suhu minimum dan maksimum termostat. Ketika suhu di rumah turun di bawah minimum, termostat memicu tungku untuk menyediakan panas. Ketika suhu naik di atas maksimum, termostat menyalakan AC.

Demikian pula, proses homeostatik pada hewan memicu aktivitas fisiologis dan perilaku yang menjaga variabel tertentu dalam rentang yang ditentukan. Dalam banyak kasus, jangkauannya sangat sempit kami menyebutnya sebagai set point, nilai tunggal yang digunakan tubuh untuk mempertahankan.

Namun, konsep homeostasis tidak sepenuhnya memuaskan, karena tubuh tidak mempertahankan keteguhan total. Benar, konsentrasi zat terlarut dalam darah tetap hampir konstan sebagian besar waktu. Namun, suhu tubuh bervariasi sekitar setengah derajat Celcius antara tinggi di sore hari dan titik rendah di malam hari.

Mengontrol Suhu Tubuh

Energi yang digunakan untuk menjaga suhu tubuh yang konstan saat istirahat. Mempertahankan suhu tubuh Anda membutuhkan sekitar dua kali lipat energi seperti halnya semua kegiatan lainnya digabungkan. Kita menghasilkan banyak panas sebagian besar oleh metabolisme dalam sel-sel adiposa coklat, sel-sel yang lebih seperti sel otot daripada putih sel-sel lemak. Mereka membakar bahan bakar seperti sel-sel otot tetapi melepaskannya langsung sebagai panas alih-alih sebagai kontraksi otot.

Berikut adalah beberapa mekanisme perilaku pengaturan suhu lainnya:

  • Kenakan lebih banyak pakaian atau lepas landas. Strategi manusia ini mencapai apa yang dicapai mamalia lain dengan menggertak keluar atau menyisir bulu mereka.
  • Menjadi lebih aktif untuk menjadi lebih hangat atau kurang aktif untuk menghindari terlalu panas.
  • Untuk menjadi hangat, bergerombol dengan orang lain.

Bertahan Hidup dalam Suhu Dingin yang Ekstrem

Jika suhu atmosfer turun di bawah 0 ° C (32 ° F), Anda Pertahankan suhu tubuh Anda dengan menggigil, menggeser darah menjauh dari kulit, dan sebagainya. Namun, poikilothermic hewan, yang menurut definisi mengambil suhu nya lingkungan, rentan. Jika suhu tubuhnya turun di bawah titik beku air, kristal es terbentuk. Karena air mengembang ketika membeku, kristal es akan merobek darah pembuluh dan selaput sel, membunuh binatang itu. Amfibi dan reptil menghindari risiko itu dengan menggali atau menemukan lokasi terlindung lainnya. Namun, beberapa katak, ikan, dan serangga bertahan hidup melalui musim dingin di Kanada utara di mana bahkan suhu bawah tanah mendekati.

Keuntungan Suhu Tubuh Tinggi Konstan

Kita menghabiskan sekitar 2 per3 dari energi total kita mempertahankan suhu tubuh (metabolisme basal). Burung dan mamalia menjaga tubuh mereka agar hangat setiap saat, terlepas dari suhu udara, dan karenanya selalu siap serta bersemangat untuk beraktivitas.

Kita makan banyak untuk mendukung metabolisme kita yang tinggi sehingga bahkan ketika cuaca dingin, kita masih bisa berlari dengan cepat tanpa terlalu lelah. Namun, pada cuaca dingin, kita mengalihkan darah dari pinggiran untuk melindungi organ dalam dan untuk menghindari kehilangan terlalu banyak panas ke udara di sekitarnya. Hasilnya kulit akan dingin, tetapi otot kita sedikit lebih dingin dari biasanya.

Jika lebih hangat lebih baik, mengapa tidak memanaskan diri kita ke suhu yang lebih tinggi?

1. Mempertahankan suhu yang lebih tinggi membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan energi.

2. Yang lebih penting, di atas sekitar 41°C (105 ° F), protein mulai memutus ikatan mereka dan kehilangan sifat-sifatnya yang bermanfaat. Memang memungkinkan untuk mengembangkan protein yang stabil pada suhu yang lebih tinggi. Namun, untuk melakukannya, dibutuhkan banyak ikatan kimia tambahan untuk menstabilkan proteinnya.

Sel-sel reproduksi membutuhkan lingkungan yang lebih dingin daripada bagian tubuh lainnya (Rommel, Pabst, & McLellan, 1998). Burung bertelur dan duduk di atasnya, bukan secara internal, karena suhu internal burung terlalu panas untuk embrio. Demikian pula, pada sebagian besar mamalia jantan, skrotum menggantung di luar tubuh, karena produksi sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada bagian tubuh lainnya. Lalu, wanita hamil disarankan untuk menghindari mandi air panas dan hal lain yang mungkin terlalu panas untuk janin yang sedang berkembang.

Mekanisme Otak

Perubahan fisiologis yang mengatur suhu tubuh — seperti menggigil, berkeringat, dan perubahan aliran darah ke kulit — bergantung pada area di dalam dan dekat hipotalamus, terutama hipotalamus anterior dan area preoptik, yang terletak tepat di anterior ke hipotalamus anterior. (disebut preoptik karena dekat dengan chiasm optik, di mana saraf optik bersilangan.) Karena hubungan yang erat antara daerah preoptik dan hipotalamus anterior, peneliti sering memperlakukan mereka seperti satu area; area preoptik / hipotalamus anterior, atau POA / AH. POA / AH dan beberapa area hipotalamus lainnya mengirimkan output ke raphe nucleus otak belakang, yang mengontrol mekanisme fisiologis, perubahan denyut jantung dan metabolisme, serta perubahan aliran darah ke kulit (Yoshida, Li, Cano , Lazarus, & Saper, 2009).

POA / AH mengintegrasikan beberapa jenis informasi (Nakamura, 2011). Ia menerima input dari reseptor suhu di kulit, di organ, dan di otak terutama di POA / AH itu sendiri. Jika otak/kulitnya panas, seekor binatang akan berkeringat atau terengah-engah dan mencari lokasi yang lebih dingin, begitupun sebaliknya. Hewan bereaksi dengan kuat jika otak dan kulit keduanya panas atau keduanya dingin. POA / AH juga menerima input dari sistem kekebalan tubuh, yang bereaksi terhadap infeksi dengan langkah-langkah yang memberikan prostaglandin dan histamin ke POA / AH (Ek et al., 2001; Leon, 2002; Tabarean, Sanchez-Alavez, & Sethi, 2012) yang akan menghasilkan demam.

Rangkuman peran POA / AH.

POA / AH bukan satu-satunya area otak yang mendeteksi suhu, namun merupakan area utama untuk mengendalikan mekanisme fisiologis pengaturan suhu. Setelah kerusakan pada POA / AH, mamalia masih dapat mengatur suhu tubuh, tetapi hanya dengan mekanisme perilaku yang sama yang mungkin digunakan oleh kadal, seperti mencari lokasi yang lebih hangat atau lebih dingin (Satinoff & Rutstein, 1970; Van Zoeren & Stricker, 1977) .

Demam

Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus. Pusat regulasi/pengatur panas hipotalamus mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal dari reseptor neuronal perifer dingin dan panas (Arvin, 2000).  Suhu tubuh normal sendiri berkisar antara 36,5-37,2°C.

Demam terjadi karena adanya zat pirogen (zat yang dapat menyebabkan demam). Pirogen terbagi menjadi dua, yaitu pirogen eksogen yang berasal dari luar tubuh pasien, contohnya produk mikroorganisme seperti toksin/mikroorganisme seutuhnya.  Dan pirogen endogen yang berasal dari dalam tubuh pasien, contohnya IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN. Yang umumnya bersumber dari monosit, neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika terstimulasi (Dinarello & Gelfand, 2005).

Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih oleh pirogen eksogen. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen. Lalu pirogen eksogen dan endogen akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin (Dinarello & Gelfand, 2005). Prostaglandin yang terbentuk akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru tersebut (Sherwood, 2001).

Menggigil ditimbulkan agar produksi panas dapat meningkat dengan cepat, sementara vasokonstriksi kulit berlangsung agar dapat mengurangi pengeluaran panas dengan cepat. Maka, pembentukan demam sebagai respon rangsangan pirogenik merupakan sesuatu yang disengaja dan bukan karena kerusakan mekanisme termoregulasi.

Apakah demam bermanfaat?

Beberapa jenis bakteri tumbuh kurang kuat pada suhu tinggi dibandingkan pada suhu tubuh mamalia normal. Juga, sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras pada suhu yang meningkat (Skitzki, Chen, Wang, & Evans, 2007). Hal lain dianggap sama, demam yang berkembang sekadarnya meningkatkan peluang seseorang untuk selamat dari infeksi bakteri (Kluger, 1991). Namun, demam di atas sekitar 39°C (103°F) pada manusia lebih berbahaya dibanding baik, dan demam di atas 41°C (109°F) dapat mengancam jiwa (Rommel et al., 1998).

Module 9.2. Haus

Mekanisme Pengaturan Air

Sekitar 70% tubuh manusia terdiri dari air dan air sangat penting bagi organ-organ dalam tubuh untuk bekerja dengan baik. Orang terkadang bertahan hidup selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi tidak lama tanpa air.

Bila tubuh kekurangan cairan, agar tetap dapat menyeimbangkan kadar air, maka tubuh secara otomatis akan mencari jalan mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri. Tubuh juga membutuhkan cukup cairan dalam sistem peredaran darah untuk menjaga tekanan darah normal.

Sumber foto: sampaikanlagi.blogspot.com

Masing – masing makhluk hidup / spesies memiliki strategi yang berbeda dalam mempertahankan air.

Berang-berang dan spesies lain yang hidup di sungai atau danau meminum banyak air, makan makanan lembab, dan mengeluarkan air seni encer. Sebaliknya, kebanyakan gerbil dan hewan gurun lainnya menjalani kehidupan tanpa minum sama sekali. Mereka mendapatkan air dari makanan mereka dan memiliki banyak cara beradaptasi untuk menghindari kehilangan air, termasuk kemampuan untuk mengeluarkan kotoran kering dan urin pekat. Tidak dapat berkeringat. Saluran hidung mereka yang sangat berbelit meminimalkan kehilangan air ketika mereka menghembuskan napas.

Manusia memvariasikan strategi tergantung pada keadaan. Jika tidak dapat menemukan cukup air untuk minum atau jika rasanya tidak enak, kita menghemat air dengan mengeluarkan lebih banyak urin yang terkonsentrasi dan mengurangi keringat kita, agak seperti gerbil, meskipun tidak terlalu ekstrem. Hipofisis posterior kita melepaskan hormon vasopresin yang meningkatkan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah. Peningkatan tekanan membantu mengkompensasi penurunan volume darah. Vasopresin juga dikenal sebagai hormon antidiuretik (ADH) karena memungkinkan ginjal menyerap kembali air dari urin dan membuat urin lebih terkonsentrasi. Manusia juga meningkatkan sekresi vasopresinnya saat tidur untuk menjaga air tubuh pada saat kita tidak bisa minum (Trudel & Bourque, 2010). Namun, dalam kebanyakan kasus, strategi manusia lebih mirip berang-berang: kita minum lebih dari yang kita butuhkan dan mengeluarkan kelebihannya.

Haus Osmotik

Adalah haus yang terjadi karena dipicu oleh neuron-neuron tertentu yang mendeteksi hilangnya air dari dalam dirinya. Biasanya disebabkan karena memakan makanan yang asin. Kandungan garamnya dapat menghasilkan tekanan osmotic yaitu kecendrungan air untuk berpindah dari  bagian yang konsentrasinya rendah ke bagian yang konsentrasinya tinggi, melintasi membran semi permabel. Membran semi permabel adalah membran yang dapat dilintasi oleh air tetapi tidak dapat dilintasi molekul terlarut

Haus Hipovolemik dan Lapar Spesifik Terhadap Natrium

Haus hipovolemik à haus yang dipicu oleh volume cairan yang rendah. Bisa disebabkan karena berdarah, diare atau berkeringat. Jantung kesulitan memompa darah ke otak dan nutrien tidak mengalir ke dalam sel dengan kecepatan normal, sehingga tubuh bereaksi dengan mengeluarkan hormon yang mempengaruhi konstriksi pembuluh darah. Contohnya hormone vasopresin dan angiotensin II.

Lapar spesifik terhadap natrium à sebuah preferensi dimana ketika individu mengalami peningkatan preferensi terhadap air yang sedikit asin. Individu akan meminum air murni dan air garam sampai menemukan konsistensi yang tepat.

Module 9.3. Lapar

Pencernaan dan Pemilihan Makanan

Sistem pencernaan,. Fungsinya untuk memecah makanan menjadi molekul-molekul kecil yang bisa digunakan sel. Pencernaan dimulai di mulut, tempat enzim. dalam air liur memecah karbohidrat. Makanan yang tertelan bergerak turun ke kerongkongan ke perut, tempat makanan bercampur dengan asam klorida dan enzim yang mencerna protein. kemudian otot sfingter bundar terbuka di ujung perut untuk melepaskan makanan ke usus kecil. Usus kecil memiliki enzim yang mencerna protein, lemak, dan karbohidrat. Ini juga merupakan situs untuk menyerap dicerna ahan ke dalam aliran darah. Darah membawa bahan kimia itu ke sel-sel tubuh yang menggunakannya atau menyimpannya untuk digunakan. Usus besar menyerap air dan mineral dan melumasi bahan yang tersisa untuk dibuang sebagai kotoran.

Konsumsi Produk Susu

Mamalia yang baru lahir pada mulanya bertahan hidup dengan ASI. Ketika mereka bertambah tua, mereka berhenti menyusui karena beberapa alasan. Sebagian besar mamalia di sekitar usia sapih kehilangan enzim laktase usus, yang diperlukan untuk metabolisme laktosa, gula dalam susu.

Mamalia dewasa dapat minum sedikit susu, seperti yang mungkin Anda perhatikan dengan anjing peliharaan atau kucing. Tingkat penurunan laktase mungkin merupakan mekanisme yang berkembang untuk mendorong penyapihan pada waktu yang tepat.

Manusia adalah pengecualian parsial untuk aturan ini. Banyak orang dewasa memiliki kadar laktase yang cukup untuk mengonsumsi susu dan produk susu lainnya sepanjang hidup. Namun, prevalensi gen yang diperlukan bervariasi. Orang yang tidak toleran laktosa dapat mengonsumsi sedikit susu, dan keju dan yogurt dalam jumlah yang lebih besar, yang lebih mudah dicerna, tetapi mereka umumnya belajar membatasi asupannya.

Kemampuan genetik untuk memetabolisme laktosa di masa dewasa adalah umum di masyarakat dengan sejarah panjang ternak jinak. Di Afrika, distribusi kemampuan untuk mencerna laktosa sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan orang Eropa yang dapat mencerna laktosa di masa dewasa semuanya memiliki varian gen yang sama, orang di berbagai bagian Afrika memiliki gen yang berbeda satu sama lain dan dari orang Eropa, menunjukkan bahwa gen untuk pencernaan laktosa dewasa berkembang secara independen beberapa kali ketika berbagai kelompok mulai memelihara ternak (Tishkoff et al., 2007).

Pilihan Makanan dan Perilaku

Apakah pilihan makanan Anda mengubah perilaku Anda? Banyak orang memiliki keyakinan yang tidak berdasar dalam hal ini. Hasil studi menjelaskan bahwa tidak menemukan pengaruh signifikan gula pada tingkat aktivitas anak, perilaku bermain, atau kinerja sekolah (Ells et al., 2008; Milich & Pelham, 1986).

Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa makan kalkun meningkatkan suplai triptofan dalam tubuh, yang memungkinkan otak membuat bahan kimia yang membuat Anda mengantuk. Gagasan itu mungkin berasal dari pengamatan yang banyak orang-orang di Amerika Serikat merasa mengantuk setelah makan malam kalkun pada hari Thanksgiving.

Rasa kantuk berasal dari makan berlebihan, bukan dari kalkun itu sendiri, yang hanya memiliki jumlah rata-rata triptofan. Namun, sisa gagasan itu benar: Meningkatkan triptofan memang membantu otak menghasilkan melatonin, yang menyebabkan kantuk. Selain mengonsumsi pil triptofan, cara paling dapat diandalkan untuk meningkatkan triptofan di otak adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.

Ada keyakinan lain bahwa ikan adalah makanan otak. Banyak ikan, terutama salmon, mengandung minyak yang bermanfaat untuk fungsi otak, dan beberapa studi penelitian telah menemukan bahwa makan lebih banyak ikan membantu beberapa orang meningkatkan daya ingat dan kemampuan penalaran mereka (Ells et al., 2008).

Peraturan Pemberian Makanan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Makan itu terlalu penting untuk dipercayakan pada satu mekanisme saja. Otak Anda mendapat pesan dari mulut, perut, usus, sel-sel lemak, dan di tempat lain untuk mengatur makan Anda.

Faktor Oral

Keinginan untuk mengunyah itu kuat. Bisakah Anda kenyang tanpa mencicipi makanan Anda? Dalam satu percobaan, mahasiswa mengkonsumsi makan siang lima hari seminggu dengan menelan satu ujung tabung karet dan kemudian menekan tombol untuk memompa makanan cair ke perut (Jordan, 1969; Spiegel, 1973). Setelah beberapa hari latihan, setiap orang membentuk pola pemompaan yang konsisten dalam volume cairan yang konstan setiap hari dan mempertahankan berat badan yang konstan. Akan tetapi, sebagian besar menemukan makanan yang tidak dicicipi tidak memuaskan dan melaporkan keinginan untuk mencicipi atau mengunyah sesuatu (Jordan, 1969).

Perut dan Usus

Biasanya, kita mengakhiri makan sebelum makanan mencapai darah, apalagi otot, otak, atau organ lainnya. Sinyal utama untuk mengakhiri makan adalah distensi lambung. Itu selalu merupakan hipotesis yang mungkin, tetapi tidak mudah untuk ditunjukkan. Dalam percobaan yang menentukan, para peneliti menempelkan manset tiup pada hubungan antara lambung dan usus kecil (Deutsch, Young, & Kalogeris, 1978). Ketika mereka menggembungkan manset, makanan tidak bisa berpindah dari perut ke duodenum. Mereka dengan hati-hati memastikan bahwa manset itu tidak menimbulkan trauma pada hewan dan tidak mengganggu pemberian makan. Hasil utama adalah bahwa, dengan borgol yang digembungkan, seekor binatang memakan makanan dengan ukuran normal dan kemudian berhenti. Jelas, distensi lambung cukup untuk menghasilkan rasa kenyang. Perut menyampaikan pesan kenyang ke otak melalui saraf vagus dan saraf splanknik.

Saraf vagus (saraf kranial X) menyampaikan informasi tentang peregangan dinding lambung, memberikan dasar utama untuk rasa kenyang.

Saraf splanknik, menyampaikan informasi tentang kandungan nutrisi lambung (Deutsch & Ahn, 1986).

Namun, orang yang perutnya diangkat dengan operasi (karena kanker perut atau penyakit lainnya) merasa kenyang, sehingga mekanisme selain distensi perut mampu menghasilkan rasa kenyang. Kemudian para peneliti menemukan bahwa makanan berakhir setelah distensi lambung atau duodenum (Seeley, Kaplan, & Grill, 1995). Duodenum adalah bagian dari usus kecil yang berdampingan dengan lambung. Ini adalah situs pencernaan pertama yang menyerap sejumlah besar nutrisi.

Lemak dalam duodenum melepaskan hormon yang disebut Oleoylethanolamide (OEA), yang menstimulasi saraf vagus, mengirim pesan ke hipotalamus yang menunda makanan (Gaetani et al., 2010). Setiap jenis makanan dalam duodenum juga melepaskan hormon Cholecystokinin (CCK), yang membatasi ukuran makanan dengan dua cara (Gibbs, Young, & Smith, 1973).

Pertama, CCK mengkonstriksi otot sfingter antara lambung dan duodenum, menyebabkan perut menahan isinya dan mengisi lebih cepat dari biasanya (McHugh & Moran, 1985; G. P. Smith & Gibbs, 1998). Dengan cara itu memfasilitasi distensi lambung, sinyal utama untuk mengakhiri makan.

Kedua, CCK menstimulasi saraf vagus untuk mengirim sinyal ke hipotalamus, menyebabkan sel-sel di sana melepaskan neurotransmitter yang merupakan versi lebih pendek dari molekul CCK itu sendiri (Kobelt et al., 2006; G. J. Schwartz, 2000).

Prosesnya seperti mengirim faks. CCK di usus tidak dapat melewati sawar darah-otak, tetapi merangsang sel untuk melepaskan sesuatu yang hampir seperti itu. Seperti dalam kasus angiotensin dan haus, tubuh menggunakan bahan kimia yang sama di otak untuk fungsi-fungsi yang terkait erat. Mengingat CCK membantu mengakhiri makan, dapatkah kita menggunakannya untuk membantu orang yang mencoba menurunkan berat badan? Sayangnya tidak ada. CCK hanya menghasilkan efek jangka pendek. Ini membatasi ukuran makanan, tetapi hewan yang makan lebih kecil dari makanan biasa mengimbangi makan berlebihan pada makan berikutnya (Cummings & Overduin, 2007).

Glukosa, Insulin, dan Glukagon

Pencernaan mengubah banyak makanan menjadi glukosa, sumber energi penting di seluruh tubuh dan hampir satu-satunya bahan bakar otak. Dua hormon pankreas, insulin dan glukagon, mengatur aliran glukosa ke dalam sel. Sebelum, selama, dan setelah makan, pankreas meningkatkan pelepasan insulin, yang memungkinkan glukosa untuk masuk ke dalam sel, kecuali untuk sel-sel otak, di mana glukosa tidak memperlukan insulin untuk masuk. Beberapa kelebihan glukosa yang dihasilkan oleh makanan memasuki hati, yang mengubahnya menjadi glikogen dan menyimpannya. Beberapa juga memasuki sel-sel lemak, yang mengubahnya menjadi lemak dan menyimpannya. Efek bersihnya mencegah kadar glukosa darah naik terlalu tajam. Seiring waktu berlalu setelah makan, kadar glukosa darah turun, kadar insulin turun, glukosa memasuki sel lebih lambat, dan kelaparan meningkat (Pardal & López-Barneo, 2002).

Pankreas meningkatkan pelepasan glukagon, menstimulasi hati untuk mengubah sebagian glikogen yang disimpannya kembali menjadi glukosa. Jika kadar insulin tetap tinggi terus-menerus, tubuh terus memindahkan glukosa darah ke dalam sel, termasuk sel hati dan sel lemak. Sebelum terlalu lama, glukosa darah turun, karena glukosa meninggalkan darah tanpa ada glukosa baru yang masuk. Hasilnya adalah meningkatnya rasa lapar.

Di musim gugur, hewan yang bersiap untuk hibernasi memiliki kadar insulin yang terus-menerus tinggi. Mereka dengan cepat menyimpan banyak makanan sebagai lemak dan glikogen, menjadi lapar kembali, dan terus bertambah berat badan.

Kenaikan berat badan itu merupakan persiapan yang berharga untuk musim di mana hewan harus bertahan hidup dari cadangan lemaknya. Kebanyakan manusia juga makan lebih banyak di musim gugur daripada di musim lain (de Castro, 2000).

Jika tingkat insulin tetap rendah, seperti pada orang dengan diabetes tipe 1, kadar glukosa darah mungkin tiga atau lebih kali dari tingkat normal, tetapi sedikit dari memasuki sel. Orang dan hewan penderita diabetes makan lebih banyak daripada biasanya karena sel mereka kelaparan (Lindberg, Coburn, & Stricker, 1984), tetapi mereka mengeluarkan sebagian besar glukosa mereka, dan mereka menurunkan berat badan. Bahwa kadar insulin yang tinggi atau berkepanjangan rendah yang lama meningkatkan makan, tetapi karena alasan berbeda dan dengan efek berbeda pada berat badan.

Leptin

Apa itu leptin?

Leptin adalah hormon yang dibuat oleh sel lemak yang bertugas mengendalikan nafsu makan serta rasa lapar. Leptin memberi sinyal pada otak untuk memberi tahu Anda ketika perut sudah merasa kenyang. Pada bagian otak bernama hipotalamus, terdapat reseptor atau zat khusus yang menerima sinyal hormon leptin yang akan aktif jika kadar leptin di tubuh terlalu tinggi. Hormon leptin akan meningkat jika Anda sudah kenyang dan kemudian akan memberikan sinyal ke reseptor. Reseptor khusus yang ada di hipotalamus akan menerima pesan bahwa perut Anda sudah terisi penuh dan menurunkan rasa lapar serta nafsu makan. Jika hormon leptin terlalu rendah di dalam tubuh, maka dapat menyebabkan seseorang menjadi makan berlebihan.

RESISTENSI LEPTIN ADALAH GANGGUAN YANG BISA SEBABKAN OBESITAS

Orang yang mengalami obesitas memiliki banyak lemak tubuh di sel-sel lemaknya. Karena hormon leptin diproduksi oleh sel-sel lemak, maka jumlah leptin yang ada pada tubuh seseorang sebanding dengan jumlah lemak dalam tubuh. Sebab itu, orang yang gemuk juga memiliki tingkat leptin yang sangat tinggi. Seharusnya kadar leptin ini bisa menahan orang untuk tidak makan, karena otak Anda mestinya tahu bahwa Anda sudah memiliki banyak kalori yang tersimpan dalam tubuh.

Namun, yang menjadi masalah adalah sinyal leptin ini tidak berfungsi. Ada banyak leptin tapi otak Anda tidak bisa mendeteksinya. Kondisi inilah yang disebut dengan resistensi leptin. Leptin menjadi resistan dan tidak berfungsi lagi dengan baik karena terlalu banyak lemak yang masuk. Akibatnya, terlalu tinggi kadar leptin di dalam tubuh. Saat ini, resistensi leptin diyakini sebagai gangguan biologis utama pada orang dengan obesitas.

Apa yang menyebabkan terjadinya resistensi leptin?

Menurut Dr. Guyenet, beberapa mekanisme sel di balik terjadinya resistensi leptin, antara lain :

  1. Peradangan di bagian otak hipotalamus kemungkinan merupakan penyebab resistensi leptin.
  2. Memiliki asam lemak bebas yang tinggi dalam aliran darah dapat meningkatkan metabolik lemak di otak dan mengganggu sinyal leptin.
  3. Memiliki kadar leptin tinggi.
  4. Semua faktor ini meningkat pada orang dengan obesitas. Jadi kedua kondisi ini saling berhubungan satu sama lain. Di mana orang menjadi lebih gemuk dan kadar leptin akan semakin tinggi.

Bagaimana cara mencegah resistensi leptin?

Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda mengalami resistensi leptin adalah dengan melihat ke cermin. Jika Anda memiliki banyak lemak tubuh, terutama di daerah perut, maka Anda hampir pasti memiliki resistensi leptin. Untuk mencegah resistensi leptin, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

  1. Hindari makanan olahan karena dapat membahayakan usus dan memicu peradangan.
  2. Makan serat larut dapat membantu meningkatkan kesehatan usus dan dapat melawan obesitas.
  3. Olahraga dan aktivitas fisik yang cukup.
  4. Tidur yang cukup.
  5. Turunkan trigliserida Anda, memiliki trigliserida darah yang tinggi dapat mencegah pengangkutan leptin dari darah dan ke otak. Cara terbaik untuk menurunkan trigliserida adalah mengurangi asupan karbohidrat.
  6. Makan banyak protein dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Mekanisme Otak

Menurut Wikipedia, otak (encephalon) adalah pusat sistem saraf (Central Nervous System, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercaya dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Otak manusia merupakan satu kesatuan utuh, yang terbagi menjadi otak kanan dan otak kiri yang mempunyai cara kerja dan fungsi yang berbeda. Bahkan terakhir kali ada bagian lain dari otak manusia yang disebut sebagai otak tengah.

OTAK KANAN DAN OTAK KIRI

Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri yang dikenal sebagai lateralisasi fungsi otak telah populer sejak tahun 1960. Seorang peneliti bernama Roger William Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 belahan (hemisphere), yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Atas penemuannya ini, Roger William Sperry mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981. Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya.

Sementara mempelajari efek epilepsi, Sperry menemukan bahwa dengan memotong corpus collosum (struktur yang menghubungkan dua belahan otak) akan dapat mengurangi atau menghilangkan kejang. Namun, pasien tersebut juga mengalami gejala lain setelah jalur komunikasi antara kedua sisi otak tersebut dipotong. Sebagai contoh, banyak pasien yang melakukan pemisahan otak tidak dapat menyebutkan nama benda yang diproses oleh sisi kanan otak, tetapi mampu menyebutkan nama benda yang diproses oleh sisi kiri otak. Berdasarkan informasi ini, Sperry mengatakan bahwa bahasa dikendalikan oleh sisi kiri otak.

Fungsi Otak Kanan :

  • Perkembangan emosi (emotional quotient, EQ).
  • Hubungan antar manusia (sosialisasi).
  • Fungsi komunikasi (perkembangan bahasa non verbal).
  • Perkembangan intuitif seni (menari, melukis, menyanyi dan lain-lain).
  • Mengandalikan ekspresi manusia.
  • Pusat khayalan dan kreativitas.
  • Berpikir lateral dan tidak terstruktur.
  • Tidak memikirkan hal-hal secara detail.
  • Cara kerjanya long term memory (memori jangka panjang).
  • Lebih ahli dalam menentukan ruang / tempat dan warna.
  • Bila terjadi kerusakan pada area otak kanan yang terganggu adalah area kemampuan visual.

Fungsi Otak Kiri :

  • Perkembangan intelegensia (intelligence quotient, IQ)
  • Pusat perkembangan logika dan rasio (seperti matematika).
  • Berpikir secara sistematis.
  • Bahasa verbal.
  • Berpikir linear dan terstruktur.
  • Berpikir analisis dan bertahap.
  • Cara berpikirnya short term memory (memori jangka pendek).
  • Bila terjadi kerusakan pada area otak kiri yang terganggu adalah area kemampuan bahasa dan logika.

Menurut teori dominasi otak kanan atau otak kiri, masing-masing sisi otak mengontrol berbagai jenis pemikiran yang berbeda. Teori tersebut juga mengemukakan bahwa seseorang akan lebih dominan menggunakan satu bagian otak dibandingkan bagian yang lain. Misalnya, seseorang yang “berotak kiri” sering dikatakan lebih logis, analitis dan obyektif, sementara orang yang “berotak kanan” dikatakan lebih intuitif, bijaksana dan subyektif.

MENYEIMBANGKAN OTAK KANAN DAN OTAK KIRI

Terkadang kita lebih cenderung mementingkan analisis, logika dan matematika serta jarang sekali memperhatikan dan mengoptimalkan fungsi belahan otak kanan. Pada kenyataannya tidak lebih dari 10% mata pelajaran yang diajarkan disekolah menggunakan fungsi belahan otak kanan, seperti music dan seni. Suatu hasil penelitian yang dilakukan di Amerika kepada 311.207 orang dewasa menghasilkan data sebagai berikut: Terbiasa menggunakan otak kiri sebanyak 44,2%. Terbiasa menggunakan otak secara seimbang 27,4%. Terbiasa menggunakan otak kanan sebanyak 28,3%.

INTI PERIVENTIKULAR

Inti periventrikular adalah selembar tipis neuron kecil yang terletak di dinding ventrikel ketiga, struktur komposit hipotalamus. Berfungsi dalam analgesia. Terletak di daerah rostral, menengah, dan ekor hipotalamus . Wilayah rostral membantu produksi hormon pelepas somatostatin dan tiroid. Bagian tengah membantu dalam produksi hormon pelepas tiroid, somatostatin, leptin, gastrin, dan neuropeptiday. Pada manusia dan primata juga menghasilkan GnRH. Terakhir, daerah ekor membantu dalam regulasi sistem saraf simpatik, dan dianggap sebagai pusat kemarahan. Inti periventrikular tidak memiliki sawar darah-otak yang efektif.

Peran dalam rilis LH dan GnRH
Inti ini telah terbukti mempengaruhi pelepasan GnRH (hormon pelepas gonadotropin) dalam beberapa cara. Salah satu caranya adalah ekspresi neuropeptida Y, yang berdampak pada jalur hipotalamus yang bertanggung jawab atas sekresi GnRH. Nukleus periventrikular juga telah terbukti memiliki banyak neuron yang mengekspresikan kisspeptin, yang menghasilkan lonjakan LH, yang akhirnya mengarah pada pelepasan GnRH. Pada tikus betina, ada ekspresi beta reseptor estrogen yang lebih besar di sel-sel nuklir periventrikular, yang diperkirakan menyebabkan tingkat sekresi LH yang berbeda pada pria dan wanita.

Peran dalam rilis GH
Wilayah ini telah terbukti membantu dalam produksi somatostatin dan penelitian menunjukkan bahwa neuron yang melepaskan somatostatin dirangsang untuk melakukannya dengan persarafan glutamatergik dan kemudian ini memungkinkan mereka untuk merangsang pelepasan hormon pertumbuhan. Diperkirakan ada perbedaan sekresi somatostatin antara pria dan wanita oleh nukleus periventrikular dan dianggap bertanggung jawab atas dimorfisme seksual dari sekresi hormon pertumbuhan. Juga disarankan bahwa sekresi leptin juga berperan dalam pelepasan GH dari nukleus periventrikular dan bahwa hormon ini berinteraksi dengan somatostatin dan hormon pelepas hormon pertumbuhan (GHRH) di jalur pelepasan GH. Hal ini selanjutnya didukung oleh adanya reseptor leptin dalam neuron dari inti periventrikular. GH mungkin juga dapat memberikan umpan balik pengaturan pada nukleus periventrikular dengan meningkatkan pensinyalan sitokin ke hipotalamus yang menghambat jalur pelepasan GH.

Apa itu Hipotalamus?

Kata hipotalamus berasal dari dua kata Yunani yang diterjemahkan menjadi di bawah thalamus. Talamus itu sendiri adalah bagian otak yang berfungsi menyampaikan informasi sensorik dan bertindak sebagai pusat persepsi nyeri.

Hipotalamus terletak di pangkal otak, di bawah thalamus dan di dekat kelenjar pituitari. Semua otak mahkluk bertulang belakang (vertebrata) memiliki hipotalamus. Pada manusia, ukurannya hampir sama dengan almond.

Hipotalamus adalah area kecil di pusat otak yang memiliki banyak peran penting. Hipotalamus yang tidak berfungsi baik dapat menyebabkan banyak masalah dalam tubuh.

Apa fungsi Hipotalamus?

Untuk bisa berfungsi normal, kondisi tubuh perlu tetap berjalan normal dan seimbang. Tugas utama hipotalamus adalah untuk menjaga kondisi ini sebisa mungkin. Caranya, hipotalamus bertindak sebagai penghubung antara endokrin dan sistem saraf. Hipotalamus merangsang endokrin untuk memproduksi hormon lewat sinyal saraf dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Hormon-hormon inilah yang kemudian membantu mengatur berbagai fungsi fisiologis tubuh, seperti:

  • Suhu tubuh
  • Rasa haus dan lapar
  • Emosi
  • Siklus tidur
  • Gairah seks
  • Persalinan
  • Tekanan darah dan detak jantung
  • Produksi asam lambung
  • Keseimbangan cairan tubuh

Hormon-hormon yang diproduksi hipotalamus. Hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus meliputi:

  • Hormon antidiuretik : untuk meningkatkan jumlah air yang diserap darah melalui ginjal
  • Hormon pelepas kortikotropin: untuk membantu mengatur metabolisme dan respons imun
  • Hormon pelepas gonadotropin: untuk memberi tahu kelenjar pituitari memproduksi hormon yang menjaga fungsi organ-organ seksual
  • Oksitosin : yang terlibat dalam beberapa proses, termasuk produksi ASI, pengaturan suhu tubuh dan kendali siklus tubuh
  • Hormon pengendali prolaktin: yang memberi kelenjar pituitari untuk memulai atau menghentikan produksi ASI pada ibu menyusui
  • Hormon pelepas thyrotropin : yang mengaktivasi fungsi tiroid, menyebabkan dilepaskannya hormon yang meregulasi metabolisme, kadar energi dan tumbuh kembang.

Gangguan yang mungkin terjadi pada hipotalamus

Gangguan yang membuat hipotalamus tidak lagi berfungsi secara baik dianggap sebagai penyakit hipotalamik. Penyebab paling umum dari gangguan hipotalamus adalah cedera fisik pada kepala yang dapat mengakibatkan dampak atau kerusakan pada hipotalamus. Cedera fisik juga termasuk efek samping operasi, radiasi, dan tumor. Selain itu, faktor genetik juga dapat menjadi penyebab dari penyakit hipotalamik. Penyebab lainnya dari penyakit hipotalamik dapat meliputi:

  • Gangguan makan
  • Pola makanan yang tinggi lemak jenuh
  • Gangguan genetik yang menyebabkan penumpukkan zat besi berlebih pada tubuh
  • Malnutrisi
  • Peradangan
  • Infeksi
  • Perdarahan berlebih
  • Gejala-gejala dari penyakit hipotalamus

Hipotalamus Lateral

Hipotalamus lateral (LH) atau daerah hipotalamus lateral, berisi nukleus orexinergic primer dalam hipotalamus yang banyak diproyeksikan di seluruh sistem saraf. Sistem neuron ini me-mediasi serangkaian proses kognitif dan fisik, seperti mempromosikan perilaku makan dan gairah, mengurangi persepsi nyeri, dan mengatur suhu tubuh, fungsi pencernaan, dan tekanan darah, dll. Gangguan signifikan secara klinis yang melibatkan disfungsi sistem proyeksi orexinergic adalah narkolepsi, gangguan motilitas atau gangguan pencernaan fungsional yang melibatkan hipersensitivitas visceral (misal: sindrom iritasi usus), dan gangguan makan.

Neurotransmitter glutamate dan endocannabinoid (misalnya, anandamide) dan orexin neuropeptide orexin-A dan orexin-B adalah neurokimia pensinyalan utama dalam neuron orexin. Jalur neurokimia spesifik termasuk GABA, melanin yang berkonsentrasi hormon, nociceptin, glukosa, peptida dynorphin, dan hormon peptida pengatur nafsu makan leptin dan ghrelin, antara lain. [Khususnya, reseptor cannabinoid 1 (CB1) dilokalisasi pada neuron proyeksi orexinergic di hipotalamus lateral dan banyak struktur output, di mana reseptor CB1 dan orexin 1 (OX1) membentuk reseptor heterodimer CB1-OX1

Melalui beragam keluaran sistem orexin, neuron orexin di hipotalamus lateral memediasi serangkaian fungsi. Dua fungsi orexin peptida yang paling umum dicatat dalam hipotalamus lateral adalah promosi perilaku makan dan gairah (yaitu, terjaga). Lebih umum, proyeksi saraf orexinergik hipotalamus lateral terlibat dalam termoregulasi, mengatur motilitas gastrointestinal dan gastrointestinal berfungsi dengan cara nukleus dorsal saraf vagus, mengurangi nyeri dan nosisepsi melalui beberapa struktur keluaran (misalnya, materi abu-abu periaqueductal), memodulasi properti rangsangan yang menguntungkan melalui proyeksi area tegmental ventral dan output lain dalam sistem penghargaan, mengatur energi fungsi homeostasis dan neuroendokrin (aksis HPA, aksis HPG, dan aksis HPT) melalui keluaran hipotalamus lainnya, dan mengatur fungsi visceral (mis. respirasi, tekanan darah, dan miksi) melalui sekelompok struktur di batang otak, di antara fungsi lainnya .

Sistem endocannabinoid dan sistem orexin memediasi banyak efek kognitif dan fisik yang sama, dan tumpang tindih yang signifikan dalam fungsi dan lokalisasi telah dicatat dalam tinjauan medis 2013. Heterodimer reseptor CB1-OX1 menghasilkan amplifikasi 100x lipat dari potensi pensinyalan jalur ERK reseptor-orexin yang dimediasi. Interaksi fungsional yang unik telah dicatat juga, seperti respons pressor CB1 yang diinduksi OX1 di medula ventrolateral rostral. Signifikansi klinis Narkolepsi dikaitkan dengan penurunan jumlah neuron proyeksi orexinergic dari hipotalamus lateral dan peptida orexin yang sangat rendah dalam cairan serebrospinal. Ini telah diidentifikasi sebagai mekanisme yang bertanggung jawab atas gejala narkoleptik.Bukti menunjukkan bahwa neuron OX1 yang menyelaraskan ke inti dorsal saraf vagus dan bagian-bagian batang otak dapat memainkan peran dalam patofisiologi nyeri kronis dan hipersensitivitas visceral pada gangguan fungsi pencernaan.

Area Medial Hypothalamus

Area medial preoptik / hipotalamus anterior (MPOA / AH) adalah situs otak yang berasal dari zona proliferatif dari diencephalon dan telencephalon. Mungkin karakteristik ini yang membuat daerah otak ini berpartisipasi dalam fungsi fisiologis dan perilaku yang berbeda. Tinjauan ini membahas peran MPOA / AH dalam kontrol perilaku seksual pria.

MPOA / AH penting dalam pengendalian perilaku seksual jantan dari semua spesies yang diteliti hingga saat ini. Meskipun banyak publikasi berbeda telah mengikuti kontribusi Heimer dan Larsson, tidak ada kesepakatan mengenai apa yang secara khusus peran MPOA / AH dalam perilaku seksual. Namun, setidaknya tiga hipotesis telah disajikan, yaitu:

1. Menunjukkan bahwa wilayah otak ini terlibat dalam aspek penyempurnaan (eksekusi) perilaku seksual.
2. Menunjukkan bahwa MPOA / AH terlibat dalam komponen selera (motivasi) perilaku seksual maskulin.
3. Menganggap bahwa neuron MPOA / AH terlibat dalam regulasi aspek konsumtif dan selera dari perilaku seksual.

Dari literatur yang diulas, akan menjadi bukti yang mendukung peran MPOA / AH dalam pelaksanaan perilaku seksual didasarkan pada sejumlah studi terbatas yang tidak mudah untuk ditafsirkan. Di sisi lain, beberapa garis bukti menggunakan berbagai metodologi mendukung gagasan bahwa MPOA / AH terlibat dalam aspek motivasi perilaku seksual pria.

Gangguan Makan

Gangguan Makan menggambarkan penyakit yang ditandai oleh kebiasaan makan yang tidak teratur dan kesusahan berat atau kekhawatiran tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa, tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar keinginan (American Psychiatric Association [APA], 2005).

Gangguan makan biasanya berkembang selama masa remaja atau dewasa awal, namun juga bisa dimulai sejak masa kecil. Wanita jauh lebih rentan terkena gangguan makan. Bentuk-bentuk gangguan makan yang paling umum termasuk Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa, dan Binge Eating Disorder dan memengaruhi wanita dan pria.

Genetika dan Berat Badan

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa kebanyakan orang tua yang kurus memiliki anak kurus, dan kebanyakan orang tua yang gemuk memiliki anak yang gemuk. Dalam beberapa kasus, obesitas dapat ditelusuri ke efek gen tunggal. Yang paling umum dari ini adalah gen bermutasi untuk reseptor ke melanocortin, neuropeptida yang penting untuk kenyang. Orang dengan mutasi pada gen itu makan berlebihan dan menjadi gemuk sejak kecil dan seterusnya (Mergen, Mergen, Ozata, Oner, & Oner, 2001).

Obesitas sindrom adalah obesitas yang dihasilkan dari suatu kondisi medis. Misalnya, sindrom Prader-Willi adalah kondisi genetik yang ditandai oleh keterbelakangan mental, perawakan pendek, dan obesitas. Orang dengan sindrom ini memiliki kadar ghrelin dalam darah empat hingga lima kali lebih tinggi dari rata-rata (Cummings et al., 2002). Satu studi menemukan bahwa orang dengan obesitas ringan menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk dan sedikit waktu untuk bergerak, baik ketika mereka mengalami obesitas dan setelah mereka kehilangan berat badan (J. A. Levine et al., 2005).

Penurunan Berat Badan

Diet dengan sendirinya tidak efektif, terutama karena kebanyakan orang tidak bertahan lama dalam diet mereka (Wyatt, 2013). Perawatan yang paling sukses membutuhkan perubahan gaya hidup, termasuk peningkatan olahraga dan juga penurunan makan. Agar olahraga bermanfaat, latihan ini tidak perlu berat, tetapi perlu dipertahankan, seperti jalan cepat selama satu jam sehari di sebagian besar hari (Wyatt, 2013).

Sekitar tahun 1970, perusahaan-perusahaan Amerika mulai memaniskan minuman mereka dengan sirup jagung fruktosa tinggi, bukan gula. Sejak saat itu. Beberapa peneliti percaya bahwa fruktosa sebenarnya meningkatkan masalah. Sementara glukosa (gula biasa lainnya) merangsang pelepasan leptin dan insulin yang membantu mengurangi rasa lapar, fruktosa memiliki sedikit efek pada leptin atau insulin (Te ff et al., 2004). Karena itu, jika Anda minum sesuatu dengan fruktosa, Anda mendapatkan kalori tanpa merasa kenyang. Juga, jika Anda minum banyak fruktosa, tubuh menyimpan sebagian besar sebagai lemak (Bray, Nielsen, & Popkin, 2004).

Jika diet dan olahraga gagal membantu seseorang menurunkan berat badan, pilihan lain adalah obat penurun berat badan. Sayangnya, sebagian besar obat yang membantu orang menurunkan berat badan menghasilkan efek samping yang tidak menyenangkan. Jika seseorang dengan obesitas ekstrim gagal merespons perawatan lain, pilihannya adalah operasi bypass lambung, di mana bagian perut diangkat atau dijahit agar makanan tidak bisa masuk. Namun, 10 hingga 20 persen orang mengalami efek samping yang serius, termasuk infeksi, obstruksi usus, kebocoran makanan, dan defisiensi nutrisi (Powell et al., 2007). Pembedahan layak dipertimbangkan hanya pada kasus obesitas yang parah.

Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah suatu kondisi di mana orang bergantian antara makan berlebihan dan periode diet ketat. Banyak, tetapi tidak semua, memaksakan diri untuk muntah. Sekitar 95 persen penderita bulimia juga menderita depresi, kecemasan, atau masalah emosional lainnya (Hudson, Hiripi, Pope, & Kessler, 2007). Rata-rata, orang dengan bulimia menunjukkan berbagai kelainan biokimia, termasuk peningkatan produksi ghrelin, hormon yang berhubungan dengan peningkatan nafsu makan (Monteleone, Serritella, Scognamiglio, & Maj, 2010). L

LINK JURNAL :

https://drive.google.com/file/d/196x2SlpVdE8h1br2ve8lVOvQUdj_uWMD/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1R_fWfkIFmMkmR24b7X57CXMR7fYz-YEV/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1kCOg2oNskZiskJMqhdiE1IC2Nks3QD3W/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1RX2UkqunjYLi2gGyRttXPZaqAubMPSy1/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1qtvCWlRqINIaz3Uw_g_5AjOI0Qgi35MA/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1sgdV1T-lsa9JudvfSw3tJLm5XzZQEtJz/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1B8NoMtwylW4lBtMcP6XW-4eNjz0jUhNP/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1swvHpWBeGTVJafJpIjEY6TE-2iUMISeb/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1Ryx1w86jvrG_C8_L9J9vL2NbxiZKrUcI/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1ooF-iCKIh97wNSInhDPE5irRdAh4RaDz/view?usp=sharing

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3228/2772

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16330

LINK VIDEO :

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai